Analisis Korelasi Antara Tingkat Sosial Ekonomi Petani Dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Pupuk Phonska (Kasus Kelomok Tani “Subur Makmur” Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Saat ini dunia usaha termasuk didalamnya adalah agribisnis sedang mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat. Salah satunya adalah pengembangan usaha tanaman pangan dan hortikultura. Konsumsi buah penduduk Indonesia pada tahun 2005 rata-rata sebesar 31,56 kg/kapita/tahun. Jumlah tersebut jauh dari rekomendasi FAO sebesar 65,75 kg/kapita/tahun, sedangkan konsumsi buah di Negara lain yaitu philipina sebesar 67 kg/kapita/tahun, Malaysia 52 kg/kapita/tahun dan Amerika Serikat 100 kg/kapita/tahun. Produksi jeruk nasional selama kurun waktu tiga tahun terakhir meningkat yaitu 692.433 ton pada tahun 2001 menjadi 1.529.824 ton pada tahun 2004. Peningkatan tersebut membawa dampak terhadap konsumsi buah jeruk di dalam negeri. Peningkatan produksi tersebut disebabkan karena permintaan jeruk yang meningkat dan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Usaha pertanian yang mengandalkan bahan kimia sebagai input produksi telah banyak dilakukan pada masa lalu, sehingga menyebabkan petani ketergantungan terhadap pembelian dan penggunaan pupuk kimia khususnya pupuk Phonska.Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan perilaku petani jeruk terhadap pembelian pupuk phonska pada usahatani jeruk di daerah penelitian., dan 2) menganalisis korelasi antara tingkat sosial ekonomi petani jeruk dengan proses pengambilan keputusan pembelian pupuk phonska. Penentuan lokasi pada penelitian ini dilakukan secara purposive, yaitu di Desa Selorejo Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dengan melihat potensi Desa Selorejo Kecamatan Dau sebagai penghasil buah jeruk terbesar di kabupaten Malang. Selain itu, dengan pertimbangan bahwa mayoritas masyarakat di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang merupakan petani jeruk yang banyak menggunakan pupuk Phonska sebagai salah satu input produksi usahataninya. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan metode Disporpotionate Stratified Random Sampling, dimana untuk menentukan sampel apabila populasi berstara tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2011). Alasan memilih petani yang bergabung dalam kelompok tani tersebut karena karakteristik populasi yang bersifat heterogen sehingga harus dibagi dalam strata kedalam subpopulasi (strata) yang lebih homogen. Hasil analisis menunjukkan bahwa 1) Perilaku pembelian pupuk Phonska yang dilakukan oleh petani jeruk berdasarkan lokasi pembelian diketahui bahwa petani lebih sering melakukan pembelian di toko pertanian di Kota Batu dengan alasan ketersediaan pupuk yang sering terlambat datang sehingga petani memutuskan untuk membeli pupuk phonska ke Kota Batu dan frekuensi pembelian rata-rata petani jeruk Desa Selorejo membeli dan menggunakan pupuk Phonska 1-2 kali dalam satu tahun. 2) Berdasarkan analisis korelasi Crostab dan Chi Square diketahui bahwa terdapat korelasi antara tingkat sosial ekonomi petani padi dengan kualitas pengambilan keputusan pembelian pupuk phonska dengan hasil analisis masing-masing variabel menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara tingkat umur dengan kualitas pengambilan keputusan pembelian pupuk phonska, terdapat korelasi antara tingkat pendidikan dengan kualitas pengambilan keputusan pembelian pupuk phonska, serta tidak terdapat korelasi antara tingkat pengalaman usahatani dengan kualitas pengambilan keputusan pembelian pupuk phonska. Sedangkan tingkat luas lahan berkorelasi dengan kualitas pengambilan keputusan pembelian pupuk phonska karena mengingat pupuk phonska merupakan input utama bagi budidayanya, sehingga petani akan lebih mudah dalam mengambil keputusan. Variabel pendapatan berkorelasi dengan kualitas pengambilan keputusan pembelian pupuk phonska. Saran dari penelitian ini adalah : 1) Lebih ditingkatkan kegiatan mengenai sosialisasi dan promosi yang selalu diadakan satu bulan dua kali saat pertemuan kelompok tani mengenai pupuk Phonska dan pupuk merek lain yang dibutuhkan oleh petani jeruk. 2) Program pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian dan Balitjestro kepada petani terkait penggunaan pupuk Phonska dan manfaat pupuk Phonska untuk perkembangan budidaya usahatani jeruk dan pengetahuan petani akan pupuk Phonska lebih ditingkatkan